Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana pelangi terbentuk?
Pelangi merupakan fenomena alam indah yang terlihat ketika sinar matahari
menyinari tetesan air di udara. Mereka adalah busur berwarna konsentris yang
membentuk lingkaran melawan matahari. Tapi bagaimana cahaya menjadi warna? Dan
mengapa warnanya selalu dalam urutan yang sama? Dalam postingan blog kali ini, Kita
akan mengetahui ilmu di balik pembentukan pelangi dan menjawab beberapa
pertanyaan umum tentang pelangi.
Proses utama terciptanya pelangi disebut pembiasan. Pembiasan
adalah pembiasan cahaya ketika berpindah dari satu medium ke medium lain,
misalnya udara ke air. Ketika sinar matahari mengenai setetes air, ia melambat
dan sedikit membengkok. Panjang gelombang (atau warna) cahaya yang berbeda
membelok pada sudut yang berbeda karena cahaya merambat dengan kecepatan berbeda
di dalam air. Cahaya ungu, yang memiliki panjang gelombang lebih pendek, paling
banyak dibelokkan, sedangkan lampu merah, yang memiliki panjang gelombang lebih
panjang, paling sedikit dibelokkan. Hal ini menyebabkan cahaya putih terpecah
menjadi warna-warnanya, seperti prisma.
Namun pembiasan saja tidak cukup untuk menciptakan pelangi.
Cahaya juga harus dipantulkan di dalam tetesan air dan keluar dari sudut lainnya.
Ini disebut refleksi internal. Ketika cahaya mengenai bagian belakang tetesan,
sebagian dipantulkan kembali ke bagian depan tetesan, di mana cahaya tersebut
dibiaskan saat meninggalkan air. Sudut di mana cahaya meninggalkan tetesan
menentukan seberapa terang dan terlihatnya pelangi.
Pelangi yang paling terang dan paling umum disebut pelangi
primer. Terbentuk oleh cahaya yang dipantulkan sekali di dalam setetes air dan
muncul dengan sudut kurang lebih 138 derajat dari arah datangnya cahaya.
Artinya kita melihat pelangi primer ketika kita melihat suatu titik yang
berjarak 42 derajat dari matahari. Warna primer pelangi tersusun dari merah di
bagian luar hingga ungu di bagian dalam, karena sudut cahaya merah yang keluar
lebih besar dibandingkan cahaya ungu.
Terkadang kita bisa melihat pelangi yang lebih redup di atas
pelangi utama. Ini disebut pelangi sekunder. Terbentuk oleh cahaya yang
dipantulkan dua kali dalam setetes air dan muncul dengan sudut kurang lebih 129
derajat dari arah datangnya cahaya. Artinya kita melihat pelangi sekunder
ketika kita melihat suatu titik yang berjarak 50 derajat dari matahari. Warna
pelangi sekunder adalah kebalikan dari warna pelangi primer, karena cahaya ungu
muncul pada sudut yang lebih besar daripada warna merah.
Ada jenis pelangi lain yang kurang umum dan sulit dilihat. Misalnya, ada pelangi tersier dan kuaterner, yang terbentuk ketika cahaya dipantulkan tiga atau empat kali di dalam setetes air, namun sangat lemah dan muncul ke arah yang sama dengan matahari. Ada juga pelangi tambahan, yang terbentuk dari interferensi sinar cahaya yang berasal dari tetesan air pada sudut yang sedikit berbeda. Mereka muncul sebagai pita tipis dengan warna tambahan pada pelangi primer. Pelangi bukanlah benda tetap yang berada di tempat yang tetap. Ini adalah ilusi optik yang bergantung pada lokasi dan perspektif kita.
Pelangi sebenarnya berbentuk lingkaran penuh, namun biasanya
kita hanya melihat sebagian saja karena cakrawala menghalangi pandangan kita.
Jika kita berada cukup tinggi, seperti di dalam pesawat atau di gunung, kita
dapat melihat pelangi secara keseluruhan. Selain itu, setiap orang melihat
pelanginya sendiri, karena setiap orang melihat tetesan air yang berbeda dari
sudut yang berbeda. Pelangi merupakan
fenomena alam memesona yang menginspirasi banyak mitos, legenda, dan cerita sepanjang
sejarah. Mereka juga merupakan simbol harapan, keragaman dan keindahan. Saat
berikutnya Kamu melihat pelangi, Kamu tidak hanya dapat menghargai warnanya,
tetapi juga ilmu pengetahuannya.